Wicak Hidayat - Kompas Tekno
Kamis, 19 Mei 2016 | 06:59 WIB
Kamis, 19 Mei 2016 | 06:59 WIB
Wicak Hidayat/Kompas.com CEO Google Sundar Pichai saat memberikan keynote speech di ajang Google I/O 2016 |
MOUNTAIN
VIEW, KOMPAS.com - Google
I/O 2016 diadakan di Shoreline Amphiteater, Mountain View, California, AS.
Tidak seperti acara sebelumnya, kali ini Google boleh dibilang sukses membangun
suasana festival dan bukan konferensi yang membosankan.
Wartawan KompasTekno, Wicak Hidayat, melaporkan langsung dari tempat
acara berlangsung.
Cuaca Mountain View di hari pelaksanaan pun sangat mendukung, dengan matahari
yang bersinar terang dan suhu yang boleh dbilang termasuk panas untuk ukuran
AS, di kisaran 22-25 derajat Celcius pada pagi hari saat keynote
berlangsung.
Dalam keynote-nya, CEO Google Sundar Pichai, mengumumkan produk terbaru
Google bernama Google Assistant. Layanan terbaru dari Google ini agaknya
mengembangkan fitur yang selama ini ada di Google Now dan biasa dipanggil dengan
frasa "Ok, Google."
Google Assistant akan memiliki kemampuan percakapan. Sundar menyebutnya sebagai
layanan yang memungkinkan dialog dua arah dengan Google.
Ia mencontohkan, jika bertanya ke Google Assistant dengan kata-kata seperti
"what's playing tonight?" (ada film apa yang diputar malam
ini?) ia bisa segera memberikan jawaban rekomendasi tiga film yang kira-kira
akan disukai penggunanya.
Tapi lebih dari itu, pengguna kemudian bisa langsung menjawab: "Tapi, saya
mau ajak anak-anak" dan Google Assistant bisa mengubah rekomendasinya
menjadi film-film keluarga.
Lalu, Sundar mencontohkan bahwa pengguna bisa langsung minta dipesankan tiket
dan mengonfirmasi pesanannya bagai berbincang dengan manusia lain, bukan dengan
mesin.
Dua Aplikasi Baru
Wicak Hidayat/Kompas.com Android N diperkenalkan pada Google I/O 2016 |
Di I/O, Google juga memperkenalkan
dua aplikasi baru: Allo dan Duo. Aplikasi Allo boleh dibilang jadi yang paling
menarik, karena di sinilah untuk pertama kalinya Google Assistant akan "hidup".
Allo adalah aplikasi bertukar pesan ala Whatsapp atau Line. Namun fiturnya yang
paling unik adalah integrasi Google Assistant.
Saat berbincang dengan orang lain, Allo bisa memberikan saran balasan pesan
seperti apa yang biasa dilakukan. Kemudian, pengguna bisa langsung bertanya
pada Google Assistant di dalam jendela chat. Termasuk, contohnya,
melakukan pemesanan tempat makan untuk kedua orang yang sedang berbincang.
Aplikasi berikutnya yang diperkenalkan Google adalah Duo. Ini adalah aplikasi video
call yang dirancang menjadi sederhana dan mudah digunakan.
Google juga memperkenalan Android N di gelaran itu. Nama sistem operasi itu
belum ditentukan dan siapapun bisa mengusulkannya lewat android.com/n. Selain itu ada juga Android Wear 2.0 yang diperkenalkan di I/O
2016.
Jajaran Perangkat Baru
Google juga memperkenalkan beberapa perangkat baru di I/O 2016. Google Home
adalah perangkat seperti speaker Bluetooth yang mengandung kemampuan untuk
diajak bicara alias menerima perintah suara.
Secara konsep, Google Home ini mirip dengan Echo-nya Amazon. Selain untuk
hiburan (musik, film), Google Home bisa terhubung ke perangkat Internet of
Things lain yang ada di rumah.
Sedangkan dari sisi Virtual Reality (VR), Google memperkenalkan
spesifikasi atau reference design untuk headset VR bernama Daydream.
Beberapa produsen dikatakan sudah siap untuk menjadi rekanan Google
memproduksinya.
Tak hanya headset, reference design Google juga mencakup alat
kendali (controller). Bentuknya sederhana dengan sebuah touchpad
di ujungnya. Selain itu, ia bisa mendeteksi gerakan dan posisi, tak jauh beda
dari kendali remote Nintendo Wii atau Wiimote.
Google I/O 2016 berlangsung selama tiga hari, 18-20 Mei 2016. Tiga tema besar
yang tampak di gelaran ini adalah assistance (bagaimana perangkat pintar
membantu penggunanya), machine learning (teknologi kecerdasan buatan),
dan virtual reality.
Mesin yang Bisa Belajar
Di balik semua upaya Google yang terbaru, Sundar menekankan kemampuan machine
learning. Teknologi ini memungkinkan "mesin" untuk belajar dan
menemukan sendiri cara untuk melakukan sesuatu tanpa diperintah secara rinci.
Machine learning bakal hadir di balik Google Assistant, memperbaiki
respons otomatis, dan rekomendasi dari layanan tersebut.
Sejauh ini, contoh penerapan machine learning paling terkenal di Google
adalah untuk Google Photos. Namun yang terbaru, teknologi itu memungkinkan Deep
Mind Alpha Go mengalahkan manusia dalam permainan Go.
Menurut Sundar, selama ini orang mengatakan permainan Go akan menjadi terlalu
rumit untuk dijalankan oleh kecerdasan buatan dan bisa mengalahkan manusia.
Tapi kenyataannya, hal itu sudah terjadi.
Bahkan, lanjutnya, salah satu langkah Alpha Go di permainan itu telah dinilai
sebagai langkah yang kreatif. "Istilah yang selama ini tidak kita
asosiasikan dengan mesin," ujarnya.
Sundar pun menaruh harapan besar pada penerapan machine learning pada banyak
bidang. Ia menyebut era sekarang adalah era yang tak pernah terjadi di dunia
komputasi sebelumnya.
"Hal-hal yang dulu dikira tidak mungkin terjadi, kini tampak seperti
sesuatu yang bisa terjadi," tutup Sundar.
Editor
|
: Deliusno
|
0 komentar:
Posting Komentar