Entri yang Diunggulkan

Roadshow Eagle Awards 2016 Metro TV Menggandeng Prodi Ilmu Komunikasi UMM

sumber: ig @komunikasiumm Rabu, 18 Mei 2016, Roadshow Eagle Award 2016 Metro TV menggandeng Prodi Ilmu Komunikasi UMM dalam pelaksa...

Selasa, 24 Mei 2016

Remaja Australia, Pertemanan Online Sama Ampuhnya dengan Pertemanan Fisik


FREPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Pertemanan online sama pentingnya dengan pertemanan nyata secara fisik bagi kesejahteraan remaja. Demikian kesimpulan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Australia Barat.
Paper baru yang dilakukan oleh Universitas Murdoch menunjukkan remaja akan memiliki kondisi emosi yang lebih bahagia dan mengalami tingkat  kesedihan, kecemburuan, dan kekhawatiranyang lebih rendah ketika sedang bersama dengan teman-teman mereka ketimbang saat bersama dengan keluarga atau sedang sendirian.
 
Namun, penelitian ini juga mengungkapkan kalau remaja menganggap menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman di media sosial dan forum online lainnya menjadi sama pentingnya dengan menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman secara pribadi.
 
Mahasiswa PhD Universitas Murdoch, Bep Uink, bekerjasama dengan Pusat Kerjasama Penelitian Young and Well, melakukan survei unik "in the moment' menggunakan ponsel pintar dengan sekitar 100 remaja.
 
Ketimbang meminta para pelajar untuk mengingat kembali bagaimana perasaan mereka pada akhir hari, peneliti mengambil gambar snapshot real-time sebanyak lima kali sehari.
 
"Selama penelitian kami menangkap banyak informasi tentang gangguan minor yang mempengaruhi remaja, termasuk segala sesuatu dari mulai mendapat nilai buruk dalam tugas-tugas mereka sampai bertengkar dengan pasangan," kata Uink baru-baru ini. 
 
Uink mengatakan para remaja ini cenderung lebih sedikit kemungkinan emosinya terpengaruh oleh stres jika mereka memiliki teman setelah mengalami insiden yang memicu stres itu. Dan perbedaan ini sangat jelas terlihat pada kalangan anak perempuan yang terlibat dalam penelitian ini.
 
 
Tapi yang terpenting, teman-teman yang hadir secara fisik dan teman yang hadir secara online dianggap "sama-sama kuat" dalam memberikan dukungan emosional.
 
"Kami bertanya pada mereka apakah mereka sedang bersama dengan teman-temannya dalam arti online atau sedang sendirian, dan hasil awal menunjukkan tidak ada perbedaan apakah dia sedang bersama teman secara fisik maupun online ketika mereka sedang mencari dukungan," kata Uink.
 
"Kedua jenis hubungan fisik dan online itu mampu mengurangi tekanan emosional."
 
Uink mengatakan dirinya cukup terkejut mengetahui media sosial memiliki peran yang sangat kuat dalam membantu orang-orang muda untuk merasa terhubung.
 
"Ini menunjukkan bahwa orang-orang muda menggunakan internet dengan cara yang rumit untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka," katanya.
 
Ellie Jensen, 18, mengaku apapun kesimpulan dari temuan ini, dia meyakini teman-teman akan selalu memberikan dukungan yang lebih baik ketika mereka hadir ketimbang di media sosial.
 
"Meskipun kita adalah generasi media sosial, Saya kira kebanyakan dari orang yang Saya kenal akan mengatakan hubungan secara langsung atau in-person itu memberikan pengalaman yang lebih positif," kata Jensen.
 
"Memiliki seseorang disamping kita lebih menguntungkan karena Anda memiliki kontak fisik, Anda bisa merasakan nada suara mereka dan juga bisa menghibur Anda,"
 
"Saya kira ungkapan dan maksud dari perkataan kita bisa sering kali salah diartikan jika kita berbicara melalui internet atau online."
 
Jensen mengatakan insting pertamanya adalah menelpon teman jika membutuhkan dukungan ketimbang mengirim pesan kepada mereka di internet.
 
"Dibandingkan antara media sosial dan pertemanan langsung, Saya kira mungkin Saya akan lebih sering bertengkar dengan teman dionline ketika Saya lebih muda dulu," katanya.
 
"Tapi berbicara dengan seseorang di Facebook ketika sedang sedih, dibandingkan dengan hanya duduk diam saja di ruangan dan tidak melakukan pembicaraan apapu, sudah jelas akan membuat lebih banyak perbedaan," katanya.
 
Universitas Murdoch berharap kajian ini akan menunjukan pentingnya mengajarkan remaja bagaimana memahami dan membangun persahabatan yang sehat.
 
Uink, yang menyelesaikan PhD-nya tahun ini berharap nantinya akan dilakukan intervensi di sekolah-sekolah yang berbasis kurikulum bagi kesehatan mental.
 
Kajian ini menurut rencana akan dipublikasikan di International Journal of Behavioral Development.

sumber : newsrepublika.co.id di publish tanggal 4 mei 2016 

0 komentar:

Posting Komentar